Kamis, 13 Maret 2014

antara kita





13 Maret 2014 sudah kurang lebih 2 bulan

mengenali dirinya ini harapan pencarian terakhir

kecocokan di antara kita saling melengkapi

satu sama lain bisa saling menghargai

dan bisa saling mengerti keadaan masing-masing

semoga di tahun 2014 ini.

ada rezeki yang bisa mnghantarkan kepada

pelaminan

sabar sabar semua itu ada waktu nya

luar biasa luar biasa
Selengkapnya...

Sabtu, 25 Agustus 2012

Selamat Jalan Istri ku Sayang

Waktu berputar begitu terasa cepat
Belum setahun kami nikah
nikah 10 September 2011
Bulan april istri melahirkan prematur
namun anak kami meninggal kemudian 4 bulan berikutnya
istri meninggal 12 Agustus 2012 (bertepatan bulan puasa ramadhan)
begitu lah waktu tak
di sadari  atau pun di sadari
kita akan kehilangan orang yang
biasa di samping kita
sekarang semuanya di lakukan sendiri
tak ada lagi yang bisa di ajak curhat
tak ada lagi yang bisa di ceritakan sepulang saya mengaji
subhanallah istri saya memang luar biasa
meninggalkan kenangan yang sangat indah
baru terasa kasih sayang istri saya betul betul
menyayangi saya, memperhatikan saya...............
selamat jalan istri ku sayang
semoga engkau tenang di alam sana.
Ya allah ampuni dosa istri saya
terimalah iman islamnya
dan lapangkan kuburanya
terangi kuburannya
dan tempatkan beliau
di tempat yang layak baginya. amin

Selengkapnya...

Rabu, 11 April 2012

Hati Menjadi Keras

Klo hati sudah menjadi keras, maka di bawa ibadah pun sukam malas
3 Hal yang membuat hati menjadi keras :
1. cinta makanan
2. cinta tidur
3. cinta senang2 Selengkapnya...

Sabtu, 17 Maret 2012

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN ISLAM Jika ditelusuri lebih jauh, para Nabi,
sahahabat, serta kekasih Allah (wali), serta
sebagian ulama’. Mereka tidak terlalu
mementingkan pendidikan (pertumbuhan)
fisik (jasad). Mereka lebih memperhatikan
pendidikan (pertumbuhan) moral dan spiritual. Di dalam al-Qur’an sering kita
temukan redaski do’a para Nabi yang
mengisahkan tengtang pendidikan ruhani.
Diantaranya, Nabi Zakaria mi...salnya, beliau
bertahun-tahun memohon agar dikarunia
keturunan yang baik. Menurut Imam al- Ghozali, hampir empat puluh tahun Nabi
Zakaria memohon kepada-Nya, agar
dikarunia keturunan yang sholih. Dan,
akhirnya tuhan menjawab permintaan
Nabi Zakaria. Keturunannya menjadi
durriyah sholihah (keturunan yang baik). Nabi Ibrahim juga demikian. Makkah
menjadi tempat pilihan untuk
perkembangan intelektual Ismail a.s.
Hampir semua Nabi setelah Ibrahim adalah
keturunan Ibrahim. Sampai-sampai,
Ibrahim dikenal dengan” Abu al-Anbiya” yang artinya bapaknya para Nabi. Nabi
Ya’kub, cucunya Nabi Ibrahim pernah
berpesan kepada putra-putrinya ketika
menjelang wafat. Pesan itu tertunag dalam
Q.S al-Baqrah, 133 yang berbunyi:”
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang
kamu sembah sepeninggalku?” mereka
menjawab: “Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya”.
Bahkan, Nabi Ibrahim senantiasa
mendo’akan anak serta cucunya agar
senantiasa menjalankan perintah-Nya,
seperti sholat Walaupun cucunya pada waktu belum ada. Do’a Ibrahim a.s
tertuang dalam QS. Ibrahim 40 yang
artinya:”Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan
anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami,
perkenankanlah doaku. Hampir semua Nabi dan utusan-Nya
melakukan apa yang dilakukan Nabi
Ibrahim. Mereka jauh-jauh hari
mempersiapkan keturunan (generasi)
melalui pendekatan spiritual (do’a). Kendati
seorang Nabi atau utusan Allah SWT, tetapi mereka adalah manusia biasa.
Seperti Nabi Nuh a.s misalnya, bukan
berarti Nabi Nuh gagal mendidik anak dan
istrinya. Tetapi ini merupakan ketentuan
(takdir) tuhan, serta bukti kebesaran dan
kemutlakan-Nya sebagai penguasa tunggal yang bisa berbuat apa saja atas
mahluk-Nya.
Sedangkan Nabi Muhammad, beliau
manusia sempurna yang telah
memberikan contoh di dalam hidupnya.
Mulai memilih pasangan (mitra) mertua, pasangan hidup (istri), cara dan mengatur
(manajemen) keluarga serta
mempersiapkan generasi. Tapi, yang lebih
dominan, ialah kekuatan spiritual, dimana
Nabi s.a.w tidak pernah berhenti
mendekatkan diri kepada-Nya. Beliau s.a.w tidak hanya berdo’a untuk keluarga,
tetapi untuk semua pengikutnya. Inilah
yang membedakan Nabi Muhammad
dengan Nabi dan utusan sebelumnya.
Sedangkan para sahabat juga demikian.
Mereka mengikuti manhaj (pedoman) yang telah dibangun oleh Nabi. Hanya
saja, mereka sedikit berbeda, karena
mereka adalah generasi mahasiswa
(santri) Nabi yang mengenyam pendidikan
langsung dari Nabi s.a.w. Oleh karena itu,
penekanan pendidikan jaman sahabat bukan fisik, tetapi spiritual dan
intelektualnya.
Masa-masa selanjutnya, pendidikan masih
berorinetasi pada moral. Oleh karena itu,
al-Qur’an dan sunnah Nabi masih menjadi
acuan utama. Imam Nawawi, penulis al- Majmu’ pernah menyampaikan:” awalilah
pendidikan seorang anak dengan al-
Qura’n sebelum memberikan materi
laianya. Ini terbukti, ilmuan-ilmuan islam,
seperti al-Farabi, al-Ghozali, Ibnu Hazm,
Ibnu Kholdun,, Haisam, serta, Ibnu Sina. Semuanya mengawali dengan belajar al-
Qur’an. Jadi, mereka adalah intelektual
dan sekaligus penjaga agama. Moralnya
juga mencerminkan seorang muslim sejati.
Di dunia per-Kyai-an, khususnya di
belahan nusantara, dn lebih khusus lagi di Jawa. Banyak ulama’ (kyai) yang memiliki
putra-putri yang hanya mengeyam
pendidikan pesantren. Walaupun ahir-ahir
ini sudah mulai belajar di kampus-kampus,
baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Banyak di antara putra Kyai (ustad) dikalangan masyarakat ternyata nakalnya
minta ampun ketika usia 2-6 tahun.
Bahkan, kenakalanya lain dari pada yang
lain. Sampai-sampai orang Madura
mengatakan ‘’khelaf” yang artinya diluar
batas manusia. Dalam istilah kerenanya disebut dengan” jaddab” diluar batas
manusia pada umumnya.
Padahal orangtua tidak pernah
menginginkan anaknya menjadi demikian.
Tidak mau belajar, dan juga tidak mau
ngaji. Kondisi seperti ini menjadi catatan khusus bagi kedua orangtunya. Bagi
sebagian Kyai, hal ini sudah menjadi
fenomena umum, tidak asing lagi. Perlu
dicatat, dari sekian banyak putra Kyai yang
demikian. Ternyata, orangtunaya gemar
berpuasa sunnah, membaca wirid, membaca al-Qur’an, serta berdo’a siang
dan malam. Wal hasil, kekuatan tirakat,
do’a, serta pendekatan amal sholih ini
memiliki kekuatan maha dasyat.
Tidak sedikit putra yang sang Kyai yang
dikenal tidak mengenyam pendidikan Formal, ternyata mampu menguasai
beragam pengetahuan. Mulai ilmu
tehnologi, agama, informasi, bahkan
saintehnologi. Jika kita cermati, ternyata
sang Kyai dan Istrinya lebih
memperhatikan makanan ruhani, tanpa meninggalkan makanan fisik. Akan menjadi
luar biasa, jika seorang anak memperoleh
makan fisik yang cukup, juga makanan
ruhani dari kedua orangtunyua.
Sebagaimana para Nabi/rasul, wali dan juga
para kyai. Wallau a’alm

sumber : http://www.facebook.com/#!/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan Selengkapnya...

Selasa, 19 Juli 2011

Tiga

awal pelajaran sudah di mulai
tahun ajaran 2011
bnyak hal yang perlu di Selengkapnya...

Rabu, 13 Juli 2011

referensi

http://www.tuk-bnsp.com/modul/ bgus ini tentang modul2 jaringan
http://rengganu.blogspot.com/2010_01_01_archive.html bagus blog pa guru tkj cibinong Selengkapnya...

Rabu, 18 Mei 2011

Terjatuh

saya seperti yang sedang terjatuh
dan tak bisa bangkit kembali
ga tau apa yang bisa membuat
diri ini bangun kembali
kenapa sekali ini tetap terjatuh
dan malah terlena
di tempat perjatuhan itu
tak mampu untuk mencari Selengkapnya...